Skip to main content
GAMBARAN HASIL KADAR ENZIM SGOT DAN SGPT PADA PASIEN TUBERKULOSIS AWAL DI RUMAH SAKIT PARU KARANG TEMBOK SURABAYA

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri basil Mycobacterium tuberculosis,dimana penularannya melalui udara ketika penderita TB bersin dan batuk. Penyakit ini biasanya menginfeksi paru-paru tetapi dapat juga mempengaruhi organ lain. Sekitar seperempat populasi dunia terinfeksi Mycobacterium tuberculosis sehingga berisiko terkena penyakit TB (WHO, 2019). Seseorang ditetapkan sebagai penderita tuberculosis paru apabila ditemukan gejala klinis utama pada dirinya.Gejala utama pada penderita TB adalah batuk berdahak lebih dari tiga minggu, batuk berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala lainnya berkeringat pada malam hari, demam tidak tinggi?meriang, dan penurunan berat badan (Widoyono, 2011). Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis. Indonesia merupakan salah satu dari lima negara di dunia dengan kasus TB terbesar. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit TB yaitu dengan memberikan pengobatan kepada penderita TB. Pengobatan tuberkulosis meliputi pengobatan tahap awal dan tahap lanjutan yang berlangsung kurang lebih 6 bulan. Pemberian Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang diberikan tidak terlepas dari efek samping, salah satunya hepatotoksisitas. Pemeriksaan laboratorium enzim transaminase meliputi SGOT dan SGPT akan menunjukkan kejadian hepatotoksisitas/kerusakan hati. Pemeriksaan untuk menentukan kadar SGOT dan SGPT yaitu metode kinetik IFCC. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kadar enzim SGOT dan SGPT pada pasien tuberkulosis awal. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental yang kemudian di lihat secara deskriptif dengan menggunakan data primer. Hasil dari penelitian ini yang dilakukan terhadap 25 pasien tuberkulosis awal didapatkan 92% pasien dengan kadar SGOT normal dan 96% kadar SGPT normal, sedangkan 8% pasien dengan kadar SGOT meningkat dan 4% pasien dengan SGPT meningkat. Kesimpulan dari penelitian ini sebagian besar pasien penderita tuberkulosis awal mempunya fungsi hati yang masih normal.

Referensi :

Aleya,& Berawi, K.N. 2014. Korelasi Pemeriksaan Laboratorium SGOT/SGPT dengan Kadar Bilirubin Pada Pasien Hepatitis C. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Clarasanti, I., Marthen. C. P. W., & Bradley. J. W. 2016. Gambaran Enzim Transaminase Pada Pasien Tuberkulosis Paru Yang Diterapi Dengan
Obat-Obat Anti Tuberkulosis Di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado (eCl). Vol 4. No. 1. http://ejournal.unsrat.ac.id . Diakses 7 Oktober 2020.

Destri, Ch., J. Nugraha., M. Amin & D.A. Purwanto. 2020. In Potential Siliko Simulation of Clorogenic Acid in Coffea caephora to Transferring
Macrophage Polarization of M1in Tuberculosis Infection. Medico Legal Update. 20(3):433-438.

Aminah, S. 2012. Perbedaan Kadar SGOT, SGPT, UREUM, dan KREATININ Pada Penderita TB Paru Setelah 6 Bulan Pengobatan, 261.

Oleh : Desi Wulandari

Pembimbing : Dr. Ch. Destri, M. Imun. & dr. Halik Wijaya, Sp.Pk. M.kes.